INSPIRASI : Friedman Foote Yang Dulunya Miliuner Kini Menjadi Gelandangan

Kisah sedih dari pasangan Marriane Friedman Foote dan Frank, sepasang gelandangan yang tidur di taman Central Park sejak bulan Agustus tahun ini. Di masa mudanya, hidup Friedman seperti kisah dongeng saja. Dirinya adalah pewaris sebuah perusahaan tekstil terbesar di Manhattan pada zamannya, yaitu Insidor Kaplan. Keluarganya mempunyai apartemen seluas 4000 Hektar dengan konsep art deco, yang bernilai lebih dari 131 Miliar. Meski lulusan Keperawatan dari Boston University, kerja keras mencari uang tidak ia lakukan. Sebab dalam hidup Friedman muda, uang datang dengan sendirinya.

Namun semuanya berubah ketika kakeknya meninggal dunia. Ibunya yang depresi menjual warisan kakeknya yang bernilai jutaan Dollar. Setelah ibunya meninggal, Friedman menjual apartemen senilai 131 Miliar itu dengan harga 40 Miliar saja. Hasilnya dia bagi dua dengan adiknya, sebesar 40 Miliar. Pernikahan pertamanya dengan seorang anggota FBI berantakan. Mantan suaminya membawa sang putri yang baru berusia 3 tahun. Kehilangan anak ini membuat Friedman depresi dan akhirnya menjadi pecandu obat-obatan terlarang. Pernikahan keduanya dengan Frank yang seorang pegawai kontruksi sedikit memperbaiki hidupmua. Sayang malang terus berdatangan. Rumah mewah di Amityville, Long Island, yang dibeli pasangan ini hilang dari genggaman saat Amerika mengalami resesi.

“Kami menghambur-hamburkan uang ibuku seperti orang gila,” kata Friedman dilansir dari Dailymail.

Karena kesalahan di masa muda, kekayaan itu kini hanya tinggal kenangan. Sang pewaris takhta perusahaan kini menjadi gelandangan di usianya yang sudah 63. Harapan hidup tenang dan berkecukupan di usia tua terpaksa dilupakan. Apa yang dialami oleh Friedman ini barangkali sering pula kita alami. Uang berlebih sering membuat lupa diri. Hingga akhirnya, yang tertinggal hanya penyesalan.

KISAH SEDIH : Friedman Foote Yang Dulunya Miliuner Kini Menjadi Gelandangan


1. Pepatah hidup itu seperti roda berputar

Hidup yang terus berputar, bisa membawamu ke atas ataupun ke bawah. Ketidakpastian hidup membuat apa yang kamu punya saat ini belum tentu abadi. Karenanya, selayaknya kita menghargai dan mensyukuri setiap momen bahagia yang dialami. Karena bukan mustahil itu akan diambil darimu, sewaktu-waktu.

2. Penyesalan datang belakangan akibat kecerobohan

Usia yang masih muda memang sering membuat kesalahan, dalam konteks mengejar impian. Namun kecerobohan dalam hidup karena harta, bisa membuatmu menyesal nantinya. Sebab hidup ini hanya satu hali. Apa yang sudah pergi, tak bisa kamu panggil kembali. Uang yang sudah kamu habiskan untuk bersenang-senang, tak bisa kembali, melainkan harus dicari lewat kerja yang lebih keras lagi.

3. Harta memang sering membuat kita lupa. 

Bonus yang tak mesti muncul sebulan sekali membuat kita lupa diri. Apalagi kalau gaji sudah mengalami peningkatan dan kamu masih belum punya tanggungan. Setiap tanggal gajian tiba, kamu merasa harus bersenang – senang.

Tapi ingat, ada masa – masa darurat diluar rencana. Mempertahankan pola hidup sederhana sebanyak apapun gaji yang kamu punya tetap menjadi pilihan yang bijaksana. Karena, apa kamu bisa pastikan sampai kapan transferan bulanan itu masuk ke rekeningmu?

4. Selain harta, cinta menjadi salah satu yang membuat Anda bahagia

Dari kisah Friedman Foote kita bisa belajar banyak hal. Harta dan kekayaan bukan jaminan kebahagiaan. Ada hal-hal lain yang juga harus dipikirkan selain bekerja keras mencari uang yakni Keluarga, waktu untuk diri sendiri, dan barangkali cinta, adalah pelengkap hidup yang membahagiakan hidup Anda. Karena saat sakitpun, ternyata kamu tidak hanya butuh uang untuk berobat, tapi juga sosok yang tak absen memberi semangat.

5. Ingat hidup bukan hanya hari ini

Ingatlah bahwa hari esok, kamu masih butuh makanan sehat dan tempat tinggal yang layak. Di hari tua, tentu kamu juga ingin hidup tenang dan nyaman dengan keluarga. Jangan sampai masa-masa yang di depan itu terlupakan karena kita terlalu sibuk menghabiskan stok bahagia yang kita punya untuk saat ini saja.

6.  Saat mengalami masa sulit paling tidak mereka masih memiliki satu sama lain

Meski Friedman sudah kehilangan segalanya. Setidaknya ada Frank, suaminya, yang rela berbagi tempat tidur dengan atap bintang-bintang di Central Park. Ada orang yang sama-sama kelaparan saat makanan sudah tidak lagi ada. Setidaknya, Frank yang bertemu dengannya dalam kondisi kaya raya, tidak pergi setelah uangnya habis. Cinta mereka tidak pudar karena sulitnya kondisi. Meski tidak tahu bagaimana rasanya menjadi mereka, setidaknya kita bisa berharap bahwa sulitnya hidup mereka berkurang karena dijalani bersama orang yang dikasihi.

Hidup seperti roda itu benar adanya. Kisah hidup Friedman Foote ini seharusnya bisa dijadikan pengingat, agar kita selalu hati-hati dalam berbuat. Karena apa yang sudah lewat, hanya akan tingaal kenangan. (Sumber Artikel by Laruno.com)

0 Response to "INSPIRASI : Friedman Foote Yang Dulunya Miliuner Kini Menjadi Gelandangan"

Post a Comment